Mualilah dengan BASMALLAH dan akhiri dengan HAMDALLAH

Sabtu, 15 Oktober 2011

IPTEKS,IMAN DAN AMAL SEBAGAI KESATUAN

Diposting oleh Ria Nur Handayani.S di 16.59

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek dan seni pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma  (cara pandang) ilmu pengetahuan dan seni. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam karena   Aqidah Islam ini wajib dijadikan landasan pemikiran  bagi seluruh ilmu pengetahuan. Bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Jadi  ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek dan mengembangkan seni, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan seni telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Ilmu,Pengetahuan,Teknologi dan Seni
 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra dan firasat. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab "alima-ya'lamu. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara sederhana pengetahuan dan ilmu dapat dijelaskan sebagai berikut:  Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “apa”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” , misalnya mengapa batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air. Sedangkan teknologi adalah  hasil produk  pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang.. Selain itu  Seni  juga merupakan ekspresi keindahan. Seni identik dengan keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”
B.   Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan. Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dituliskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah (segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya). Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science).  Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai keagamaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti disalahkan, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-25 didalamnya disebutkan   “Ayat di atas mengibaratkan  bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang yang berupa ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. ”.
Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau syariah dan akhlak dengan dinul Islam (perumpamaan yang baik)  bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan kerusakan alam


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurnaan. kesempurnaan ini  membuat manusia diberikan potensi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Qur’an dan as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.
B.   Saran
Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita didasair dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt agar dapat memberikan  bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.



Daftar Pustaka
http://modul6.html
http://iptek-dan-seni-menurut-pandangan-islam.html
http://Iptek dan Seni dalam Islam _ MasBied.com.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Life Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea